Selasa, 28 April 2020

Tari Topeng Cirebon

Mantan KA UPTD
Tari Topeng Cirebon adalah salah satu pertunjukan seni tari yang menggunakan kedok (topeng). Kesenian ini hidup di Daerah Gegesik, Slangit, Ciluwung, Losari, serta daerah-daerah lain yang termasuk wilayah Kabupaten dan Kotamadya Cirebon. Sebelum pertunjukkan biasanya tersedia perangkat gamelan yang terdiri dari kendang, ketipung yang tampak paling depan. disandarkan menghadap para penabuh. Di samping kirinya terdapat sebuah suling yang disebut bangsing. Di belakangnya dipasang sebuah demung, dua buah saron, bonang, rincik. Di sebelah kanan kendang ada sebuah kecrek. Di sebelah kiri dan kanan bonang terdapat kenong dan ketuk, sedangkan yang paling belakang adalah gong dan kempul yang tergantung di kakanco.

Tari yang pertama dibawakan adalah tari topeng panji yang mengenakan topeng berwarna putih, yaitu topeng yang menggambarkan watak halus, sabar, bijaksana, jujur, terbuka, dan hormat. Topeng Panji. Digambarkan sebagai sosok manusia yang baru lahir, penuh dengan kesucian, gerakannya halus dan lembut. Tarian ini bagi beberapa pengamat tarian merupakan gabungan dari hakiki gerak dan hakiki diam dalam sebuah filosofi tarian.

Kostum yang digunakan para penari topeng adalah lekes (gambuh/mahkuta), rawis (untaian bunga), baju kutung, kelat bahu, selendang, kain dodot, sabuk, celana setengah betis, dan dibelakangnya tampak sebuah keris

Selesai tari topeng Panji, dilanjutkan dengan tari Topeng Pamindo atau Topeng Rumiang. Topeng ini berwarna putih yang menggambarkan seorang putri yang lincah. Di daerah Losari topeng berwarna putih ini jarang ditampilkan karena perannya diganti Topeng Pamindo yang berwarna kuning. Topeng Rumiang merupakan gambaran dari fase kehidupan remaja pada masa akhil balig

Topeng ketiga adalah Topeng Patih atau Tumenggung yang berwarna cokelat atau merah. Topeng ini melambangkan watak yang gagah. Muka topeng ini berkumis dan berjenggot. Topeng Tumenggung, gambaran dari kedewasaan seorang manusia, penuh dengan kebijaksanaan layaknya sosok prajurit yang tegas, penuh dedikasi, dan loyalitas seperti pahlawan

Topeng keempat adalah Topeng Jinggaanom. Topeng ini berwarna merah muda atau jingga. Sifat dari topeng Jinggaanom kasar dan lincah. Topeng ini sama dengan topeng Patih menggunakan kumis dan jenggot.

Tari Topeng Cirebon adalah salah satu pertunjukan seni tari yang menggunakan kedok  Tari Topeng CirebonPenampilan tari yang terakhir adalah Topeng Kelana, topeng ini berwarna merah tua yang melambangkan watak serakah, pemarah, jahat, dan angkara murka. Topeng ini bermata besar, hidung mancung, berkumis dan berjenggot, dan berjambang. Muka topeng kelana ini terlihat seram dan menakutkan. Dalam cerita Topeng Kelana kalah dari Topeng Panji. Topeng Kelana/Rahwana merupakan visualisasi dari watak manusia yang serakah, penuh amarah, dan ambisi. Sifat inilah yang merupakan sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang pasti ada dalam diri manusia. Gerakan topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok raja yang haus ambisi duniawi.

Selain topeng-topeng yang disebutkan sebelumnya, terdapat Topeng Samba yang berwarna cokelat muda. Topeng Samba berwatak lincah. Topeng lainnya adalah Topeng Bodor, yaitu topeng Pentui dan Tembem. Topeng pentui seperti bentuk Semar dalam wayang golek purwa. Topeng ini hanya setengah muka. Jika pemakai topeng ini berdialog, kedoknya diangkat oleh tangan kiri atau tangan kanan. Penampilan topeng Pentui sangat dinanti penonton karena gayanya yang kocak dan lucu.