Rabu, 29 April 2020

Deutero Melayu

Mantan KA UPTD
Deutero  Melayu  merupakan  ras  yang  datang  dari  Indocina  bagian utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata  besi  di  Kepulauan  Indonesia,  atau  Kebudayaan  Dongson.  Mereka  seringkali  disebut  juga  dengan  orang-orang  Dongson.  Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat   membuat   perkakas   dari   perunggu.   Peradaban   mereka   ditandai  dengan  keahlian  mengerjakan  logam  dengan  sempurna.
 Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata Deutero Melayu
Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di  Indonesia,  yaitu  berupa  kapak  persegi  panjang.  Peradaban  ini  dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam   bidang   pengolahan   tanah   mereka   mempunyai   kemampuan  untuk  membuat  irigasi  pada  tanah-tanah  pertanian  yang  berhasil  mereka  ciptakan,  dengan  membabat  hutan  terlebih  dahulu. 

Ras Deutero Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran lebih   maju   dari   pendahulunya   karena   petualangan   mereka   sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur  pelayaran  laut.  Sebagian  dari  ras  Deutero  Melayu  ada  yang  mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang hingga sampai Madagaskar. Kedatangan  ras  Deutero Melayu  di  Kepulauan  Indonesia  makin  lama  semakin  banyak.  Mereka  pun  kemudian  berpindah  mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat hunian baru.

Pada akhirnya Proto dan Deutero Melayu membaur dan selanjutnya menjadi penduduk di Kepulauan Indonesia. Pada masa selanjutnya mereka sulit untuk dibedakan. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo  dan  Alas  di  Sumatra  bagian  utara,  serta  Toraja  di  Sulawesi.  Sementara  itu,  semua  penduduk  di  Kepulauan  Indonesia,  kecuali  penduduk  Papua  dan  yang  tinggal  di  sekitar  pulau-pulau  Papua,  adalah ras Deutero Melayu. 

Referensi: Bernard H.M. Vlekke, Nusantara: Sejarah Indonesia